Pesatnya kemajuan
teknologi membuat banyaknya bermunculan ciptaan tangan manusia dengan segala
macam kecanggihannya yang luar biasa. Sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia mampu menciptakan teknologi udara.
B. J Habibie, Mantan Presiden ke-3 yang dijuluki bapak teknologi, mampu
menciptakan pesawat terbang N250. Pesawat pertama karya anak ibu pertiwi ini
berhasil mengudara di era pimpinan Presiden Soeharto. Itulah catatan sejarah terindah
kedirgantaraan Indonesia, sayangnya kala itu juga pesawat terbang N250 harus
berhenti berproduksi. Krisis keuangan yang menimpa negara di tahun 1997-1998
menyebabkan perusahaan pesawat Indonesia tidak mampu melakukan sertifikasi di
berbagai negara.
Di
usia hampir ke-70 tahun bangsa Indonesia berdiri, muncul satu pertanyaan.
Apakah anak bangsa masih mampu menciptakan pesawat dengan inovasi baru? Pada
kenyataannya, perkembangan teknologi yang ada telah seimbang dengan
meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia. Banyak sekolah, perguruan tinggi
yang mengarah ke teknologi permesinan, informatika, termasuk permesinan
dirgantara. Keberadaan sarana edukasi mampu memberikan pemikiran kreatif
berdaya inovatif untuk menciptakan tenologi baru. Kabar gembira pun segera
hadir untuk bangsa yang memiliki sumber daya alam melimpah ini. N219, pesawat
pemersatu bangsa di bidang transportasi udara yang dapat melayani penerbangan
perintis dengan landasan pendaratan dan pacu sekitar 500-600 meter, akan
segeral roll out.
Pesawat berdaya tampung
19 penumpang dengan konfigurasi yang mudah diubah dan rendah biaya operasional
ini memudahkan penerbangan antarkota khususnya di pelosok pulau yang
terpencil. Kondisi geografis Indonesia
yang terdiri atas pulau-pulau dengan mudah dapat dijangkau oleh pesawat
tersebut. Dalam kondisi darurat maupun tanggap bencana, memudahkan dalam proses
evakuasi warga dan melakukan kontrol oleh pihak keamanan. Sementara itu,
pendistribusian logistik obat-obatan ke tempat pemeriksaan kesehatan akan semakin
mudah. Para penduduk yang terkena penyakit dan memerlukan perawatan intensif,
secara langsung dan cepat dapat dibawa menggunakan pesawat menuju tempat dengan
sarana kesehatan yang lebih memadai.
Berfungsinya transportasi
udara yang dapat menjangkau pulau kecil di Indonesia, memudahkan wisatawan
berkunjung ke berbagai daerah yang memiliki beragam budaya. Sehingga memberikan
peluang untuk meningkatkan aset wisata Indonesia. Sebagai negara agraris dengan
hasil bumi yang melimpah, pesawat perintis tersebut juga dapat dimanfaatkan
untuk melakukan pendistribusian kebutuhan pangan menuju ke berbagai wilayah
dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu dapat meminimalisir kerusakan pada
produk bahan pangan dan antisipasi busuknya produk akibat lamanya waktu pengiriman.
Sebuah
kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan menjadi kesempatan untuk melakukan
peningkatan perekonomian negara dengan pemanfaatan pesawat perintis N219. Hal
ini perlu didukung oleh semua pihak agar perusahaan pesawat terbang tetap
menciptakan pesawat. Mengingat telah banyak pesanan dengan nilai jual US$4,2
juta hingga US$5 juta itu, dapat dijadikan sebagai pemasukan anggaran dana
perusahaan dalam memproduksi pesawat kembali. Nyata sudah segala keinginan anak
bangsa yang lama terpendam akan tercapai, apabila semua pihak mendukung adanya
pesawat perintis tersebut. Kini saatnya Indonesia bangun dari keterpurukan
akibat kegagalan di masa lalu dalam pembuatan industri pesawat N250. (Gwr)
sumber gambar :
Kupang.tribunews.com