Rabu, 17 Juni 2015

N-219 Perintis Antar Pulau


Pesatnya kemajuan teknologi membuat banyaknya bermunculan ciptaan tangan manusia dengan segala macam kecanggihannya yang luar biasa. Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia mampu menciptakan teknologi udara. B. J Habibie, Mantan Presiden ke-3 yang dijuluki bapak teknologi, mampu menciptakan pesawat terbang N250. Pesawat pertama karya anak ibu pertiwi ini berhasil mengudara di era pimpinan Presiden Soeharto. Itulah catatan sejarah terindah kedirgantaraan Indonesia, sayangnya kala itu juga pesawat terbang N250 harus berhenti berproduksi. Krisis keuangan yang menimpa negara di tahun 1997-1998 menyebabkan perusahaan pesawat Indonesia tidak mampu melakukan sertifikasi di berbagai negara.

            Di usia hampir ke-70 tahun bangsa Indonesia berdiri, muncul satu pertanyaan. Apakah anak bangsa masih mampu menciptakan pesawat dengan inovasi baru? Pada kenyataannya, perkembangan teknologi yang ada telah seimbang dengan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia. Banyak sekolah, perguruan tinggi yang mengarah ke teknologi permesinan, informatika, termasuk permesinan dirgantara. Keberadaan sarana edukasi mampu memberikan pemikiran kreatif berdaya inovatif untuk menciptakan tenologi baru. Kabar gembira pun segera hadir untuk bangsa yang memiliki sumber daya alam melimpah ini. N219, pesawat pemersatu bangsa di bidang transportasi udara yang dapat melayani penerbangan perintis dengan landasan pendaratan dan pacu sekitar 500-600 meter, akan segeral roll out.
Pesawat berdaya tampung 19 penumpang dengan konfigurasi yang mudah diubah dan rendah biaya operasional ini memudahkan penerbangan antarkota khususnya di pelosok pulau yang terpencil.  Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan mudah dapat dijangkau oleh pesawat tersebut. Dalam kondisi darurat maupun tanggap bencana, memudahkan dalam proses evakuasi warga dan melakukan kontrol oleh pihak keamanan. Sementara itu, pendistribusian logistik obat-obatan ke tempat pemeriksaan kesehatan akan semakin mudah. Para penduduk yang terkena penyakit dan memerlukan perawatan intensif, secara langsung dan cepat dapat dibawa menggunakan pesawat menuju tempat dengan sarana kesehatan yang lebih memadai.
Berfungsinya transportasi udara yang dapat menjangkau pulau kecil di Indonesia, memudahkan wisatawan berkunjung ke berbagai daerah yang memiliki beragam budaya. Sehingga memberikan peluang untuk meningkatkan aset wisata Indonesia. Sebagai negara agraris dengan hasil bumi yang melimpah, pesawat perintis tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan pendistribusian kebutuhan pangan menuju ke berbagai wilayah dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu dapat meminimalisir kerusakan pada produk bahan pangan dan antisipasi busuknya produk akibat lamanya waktu pengiriman.
            Sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan menjadi kesempatan untuk melakukan peningkatan perekonomian negara dengan pemanfaatan pesawat perintis N219. Hal ini perlu didukung oleh semua pihak agar perusahaan pesawat terbang tetap menciptakan pesawat. Mengingat telah banyak pesanan dengan nilai jual US$4,2 juta hingga US$5 juta itu, dapat dijadikan sebagai pemasukan anggaran dana perusahaan dalam memproduksi pesawat kembali. Nyata sudah segala keinginan anak bangsa yang lama terpendam akan tercapai, apabila semua pihak mendukung adanya pesawat perintis tersebut. Kini saatnya Indonesia bangun dari keterpurukan akibat kegagalan di masa lalu dalam pembuatan industri pesawat N250. (Gwr)

 sumber gambar : Kupang.tribunews.com

0 komentar:

Posting Komentar